
Sulit bagi ibu untuk fokus mendidik anak dan membuat mereka nyaman secara psikologis jika ia tidak mendapat dukungan, apalagi jika hanyut dalam perasaannya sendiri dan mudah stress.
Ibu yg stress akan mudah emosi dan kurang sabar menghadapi anak-anak. Inilah gejala awal munculnya 'mother distrust' dimana anak jadi tidak betah di rumah dan merasa bhw ibu adalah sosok yang tidak mengenakkan.
Semua fungsi dan tugas ibu sbg guru pertama dan utama akan dapat dipenuhi jika peran sbg kepala sekolah yg dipikul Ayah berjalan maksimal.
Mother distrust muncul lagi-lagi karena peran ayah sbg Kepala sekolah hilang atau sangat kurang. Ayah lah yg seharusnya berpikir untuk membuat anak menjadi betah bersama ibunya, dalam hal ini: apakah kebutuhan psikologis ibu. Ibu akan bisa memberikan rasa nyaman kepada keluarga jika ruang bathinyya nyaman. Dan...Ayah-lah yg berkewajiban menyamankan ruang bathin ibu. Ada ruang dan waktu bagi ibu untuk mencurahkan isi hatinya, misalnya: tidak hanya dibebani oleh pusingnya kenaikan harga-harga di luar.
Menurut penelitian, perempuan (makhluk berkromosom XX) yg jiwanya sehat butuh mengeluarkan 20 ribu kata per hari. Ibu yg jaranag diajak ngobrol santai oleh suaminya, maka bahasa tubuh dan nada bicaranya tidak mengenakkan. Menyusui anak akan resah, tak sabar dgn kelakuan anak, bahkan cenderung menjadikan anak sbg sasaran pelimpahan emosi yg tidak semestinya. Jadi, endapan permasalahan dgn sang ayah dimanifestasikan dlm bentuk amarah yg tdk jelas kpd anak-anak.
Terkadang ada Ibu yg tetap sabar kpd anak2nya meskipun Ayah tak memberi ruang bagi jiwanya...tapi manifestasi ekstrimnya dalam bentuk penyakit fisik yg sulit sembuh
Maka tugas wajib Ayah adalahmemberikan ruang, waktu dan suasana setiap hari bagi Ibu untuk bicara sbg upaya utk selalu menyehatkan jiwanya, mendengar keluh kesahnya. Rangkul Ibu utk merah dan menangis kpd Ayah saja agar sehat jiwanya, agar Ibu bisa selalu memberikan bunga cinta utk anak-anaknya.
Ibu yg sehat jiwanya dapat menjalankan tugasnya sbg sekolah terbaik bagi putra putrinya. Ia bisa tahan berjam-jam mendengar keluhan anak-anaknya. Ia mudah memaafkan anaknya. Ia menjadi madrasah yg baik utk menanamkan nilai-nilai keagamaan... dan hal ini harus didukung oleh Ayah yg memperhatikan bathinyya, disamping kesehatan fisiknya. Ibu harus sehat luar dalam.
Ibu yg hebat, berwawal dari suami yg hebat, yg mengerti jiwa dan kebutuhan pasangan. Singkatnya, bahagiakan pasangan kita, krn ia addalah madrasah utama bagi anak-anak kita.
#sumber by Copas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar